oke,, Assalamu'alaikum wr
wb
Hari
ini , kamis 10 Desember 2015 merupakan hari yang tenang namun menggembirakan.
Pasalnya dari pagi sampai siang tidak ada aktivitas yang menuntutku untuk
bekerja keras setelah beberapa hari yang lalu disibukkan dengan markas. Hanya
harus berbelanja beberapa barang bulanan (seperti : shampo, pasta gigi dan
beberapa barang lain) dan ngumpulin tugas, benar-benar hari yang tenang sampai
tiba kabar bahwa Pakde (mas dari ibu) bilang kalau mau ke Malang trus sambang
ke kontrakkanku, awalnya aku tenang dan enjoy aja, sampai tiba saatnya beliau
bilang "co, aku di pertigaan depan UB" BAYANGKAN UB itu depannya yang
mana ? arah Soekarno - Hatta kah? arah Kerto kah? timur Perempatan ITN kah?
atau malah . . .
Nah
ini yang bikin hidup ini bermakna, setelah aku “muterin” UB dari depan
veteran sampai kembali ke depan Veteran lagi, maka aku bisa simpulkan beliau
juga ikut muter sampai ada kata sepakat untuk berhenti dan aku aja yang muter. Akhirnya
beliau nunggu dipertigaan dekat hypermart, pertigaan yang sangat kecil untuk
aja beliau bilang “depan UM” kalo egak, sampai ujan saljupun gak bakal ketemu. Kata
beliau “kalo daerah batu sih biasa aja, kalo udah sampe kota belum hafal arah
mata angin aja bingung” nah nah padahal beliau itu sering banget “kluyuran”
tapi pas di Malang aja beliau kesasar kaya di “Hutan Rimba”. Emang kalo udah
berada di Kota Malang, sangat sulit memahami arah mata anginnya, utamanya bagi
para pelancong. Mana jalan ke Utara, Selatan Timur dan Barat, karena jalanan
disini itu arahnya ke Barat Daya, Tenggara dan nemu jalan yang benar-benar ke
arah Barat atau lainnya sulit padahal kalo kita Tanya arah keorang-orang
jawabnya “perempatan kebarat trus belok ke selatan trus ke barat lagi dan bla bla
bla” nyebelin tapi ngangenin :D.
Langsung
aja skip ketika pakde bersama anaknya “mas tito” begitu aku manggilnya, sampai
dikontrakan. Sampai disini ternyata pakde mampir Cuma bentar, akhirnya masku
yang nginep kontrakan. Sebagai tuan rumah yang baik, aku ajak muter-muter kota
Malang (padahal Cuma ke UM, Balkot, Stasiun, tapi gakpapa biar ceritanya wow). Akhirnya
berhenti di warung API beli tahu telor disana, karena emang mas pengen coba
makanan Malang (aku gak tau tahu telor itu khas malang apa ndk, setidaknya di Kediri
gak ada yang kaya gini, jadi aku berinisiatif aja beliin yang gak ada hehe) dan
setelah makan jajan . . . . tidur.
Paginya, niatnya aku mau ajak jalan-jalan ke taman Merjosari eh ternyata mas tito mainnya di mimpi kejauhan jadi ya . . . pulangnya kesiangan dan akhirnya ke taman merjosari kira-kira pukul 08.00. setelah beberapa waktu disana akhirnya aku berpindah ke taman Merbabu, liat amati tinggalkan, itu yang dilakukan karena memang tamannya masih dalam proses pembersihan. Perjalanan berlanjut ke Alun-alun Kota Malang, lama ngobrol kesana-kesini sama mas akhirnya perut mulai bergoyang, tibalah di warung makan barokah hehe. abis itu cus ke kontrakkan. abis nganterin mas di SPBU tikungan UNISMA setelah mempertimbangkan kalau pakde jemput ke kontrakanku lagi maka akan terjadi lagi “kejar –kejaran memutari UB” hehe, akhirnya cerita berhenti tara . . . . udah selesei.
Udah singkat padat namun tetep gak jelas,
gakpapa yang terpenting adalah semoga ketika ada yang baca ceritaku ini punya
inisiatif untuk mengusulkan adanya tanda arah mata angina disetiap jalan
utamanya Kota Malang. (:v)
Kata
ocs : keluarga tetaplah keluarga, seberapa merepotkan dan menyebalkannya itu mereka
adalah sosok yang berarti untuk kita, ada ketika butuh dan selalu menemani
ketika ada masalah. Bukan hanya keluarga sedarah, termasuk organisasi dan
lainnya.
1 komentar:
sudah saya baca mas, menurut saya cerita tentang pengalamannya bagus, tapi lebih bagus lagi kalo diceritakan langsung ke teman dekat mas, dengan begitu kita pasti mendapat respon balik dari teman kita, dan itu bisa menjadi bahan tambahan untuk cerita ini mas.
jangan lupa kunjungi juga blog saya http://fahrulsyahrial.blogspot.co.id okee sekian wasalam..
Posting Komentar